PINTAS: Menuju Perempuan Indonesia Tanpa Kekerasan

    0
    29

    “ 23 tahun kami menikah dan kami belum dikaruniai anak dan untuk melengkapi hidup kami mengadopsi seorang anak perempuan. Dalam sejarah pernikahan kami, sejak awal menikah suami tidak pernah memberikan nafkah sama sekali walaupun suami saya bekerja. Dia bekerja hanya untuk membeli rokok, kebutuhannya sendiri dan bersenang-senang dengan teman-temannya, sedangkan saya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan suami, anak dan rumah tangga. Suami saya sangat temperamen, saya selalu kena pukul, kena marah, kena tendang bila keinginan suami tidak saya turuti. Saya sudah biasa dilempar kursi, gelas, asbak rokok atau apa saja yang bisa dilempar. Terakhir saya dipukul bagian punggung dan hampir pingsan. Saya hampir bunuh diri karena situasi sulit yang saya alami dan saya bertahan tidak lapor polisi karena saya khawatir dengan kondisi mental anak saya. Yang bisa saya lakukan sekarang adalah meninggalkan suami saya dan pulang kembali ke rumah orang tua bersama anak saya. Dan saya merasa sangat beruntung dapat bertemu dengan kawan lain sesama korban untuk saling menguatkan dan saya beruntung karena bertemu SPEK-HAM”.- ibu YK. 45 tahun. Ibu YK hanya satu dari penyintas yang didampingi oleh SPEKHAM. Selama 19 tahun terakhir kami sudah mendampingi kasus kasus kekerasan di wilayah Solo Raya melalui upaya litigasi dan non litigasi. Kami sangat menghargai dukungan Pemerintah untuk biaya visum, pendampingan hokum rumah aman dan pemberian keterampilan, namun itu belum mencukupi. Pendampingan korban kekerasan membutuhkan dampingan non litigasi seperti pendampingan korban, perawatankesehatan, proses pemulihan secara psikologis, penguatan ekonomi serta dukungan biaya hidup dan sekolah anak pada kasus penelantaran. Upaya penanganan korban belum bisa kami lakukan secara maksimal karena keterbatasan dana yang kami miliki. Korban terus bertambah, sementara dana khusus untuk layanan semakin berkurang. Setidaknya dibutuhkan dana 25 juta untuk enam bulan untuk dapat terus melakukan penanganan korban kekerasan. Dana tersebut akan digunakan untuk: – Biaya pemeriksaan dan perawatan kesehatan perempuan korban – Biaya Perawatan dan transportasi bagi anak korban yang mengalami dampak kekerasan psikologis – Dukungan biaya hidup dan sekolah anak dari perempuan korban yang terusir dari rumah karena gugatan cerai dari pasangannya. – Pemulihan dan penguatan psikis seorang anak korban KDRT yang mengalami trauma dangan gangguan jiwa. – Bantuan modal usaha bagi korban sebagai upaya pemulihan dan keberlanjutan hidup korban. Kami mengharapkan Anda menjadi bagian dari upaya kami mengumpulkan 25 juta itu. Donasi yang terkumpul akan menguatkan setidaknya 10 perempuan korban yang terlibat aktif dalam support group, mendukung mereka untuk berdaya seperti Ibu YK. Dana juga akan membantu setidaknya lima anak terlepas dari ganguan psikologis karena dampak kekerasan dalam rumah tangga dan dukungan dana stimulant kepada 10 perempuan korban untuk mengembangkan usaha produktif skala Kecil. Siapa kami ? SPEK-HAM merupakan organisasi kemanusiaan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan antara lain: kekerasandalamrumahtangga, perkosaan, pencabulan, kekerasan dalam pacaran, perdaganganperempuanuntukdilacurkandan lain-lain. Perempuan korban perlu mendapatkan dukungan atas situasi yang dialami karena kekerasan memberikan dampak yang sangat buruk bagi perempuan antara lain trauma, perceraian, gangguan kesehatan reproduksi, luka fisik, psikis/ganguan jiwa dan stigma.

    0.00% Raised
    Rp0 donated of Rp25,000,000 goal
    0 Donors
    Campaign has ended

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here