BerandaBerita UmumKementerian Luar Negeri gandeng LSM untuk Indonesia Aid

Kementerian Luar Negeri gandeng LSM untuk Indonesia Aid

Kementerian Luar Negeri mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan berbagai LSM dalam menangani isu kemanusiaan. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi secara khusus mengapresiasi upaya yang dilakukan untuk bantuan kemanusiaan di Myanmar. Ada sembilan lembaga yang kemudian bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan bantuan ke Myanmar. Kesembilan lembaga kemanusiaan itu di antaranya MDMC Muhammadiyah, PKPU, Dompet Dhuafa, Darut Tauhid, Rumah Zakat, Aksi Cepat Tanggap, Baznas, LPBI NU, Forum Zakat, KRC KAMMI dan Sahabat Rohingnya.

Saat ini pihak pemerintah tengah merancang bantuan-bantuan apa lagi yang bisa dijalankan bersama antara pemerintah dengan NGO.  “Semuanya dalam kerangka satu flag (bendera), yaitu merah putih dengan nama Indonesia Aid,” jelas Retno LP Marsudi. Bantuan ini tentu akan diupayakan sebagai bantuan-bantuan yang bersifat berkelanjutan, seperti pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan upaya-upaya peace building.

Kerjasama pemerintah dan LSM ini sudah pernah dilakukan sebelumnya pada pembangunan rumah sakit di Gaza. Isu-isu kemanusiaan seperti ini menjadi perhatian bagi LSM-LSM terkait untuk mengumpulkan bantuan dari Masyarakat. Tidak hanya pengiriman logistik kemanusiaan, seperti makanan, pakaian, obat-obatan serta tim kesehatan. Para anggota dari Aliansi Kemanusiaan Indonesia telah berkomitmen dana sebesar 1 juta dolar untuk program-program bidang kesehatan seperti renovasi klinik, pelayanan kesehatan baik di klinik maupun kesehatan keliling. Sementara di bidang pendidikan akan dilakukan pelatihan untuk guru, peningkatan fasilitas belajar dan mengajar. Sedangkan untuk penghidupan atau livelihood akan diluncurkan pasar perdamaian.

Program membangun sekolah juga menjadi prioritas dalam Indonesian Aid ini, dimana Indonesia melihat pembangunan suatu komunitas dan bangsa berawal dari pendidikan yang baik. Dimana anak-anak di Rakhine State tidak hanya mendapat pendidikan formal, tetapi juga belajar mengenai keberagaman dan toleransi serta menumbuhkan budaya damai dan pluralisme.

Kerjasama yang baik antar LSM dan pemerintah ini menunjukan langkah konstruktif yang dilakukan untuk membantu Myanmar. Pemerintah Myanmar sendiri mengapresiasi bantuan ini dan sangat mengapresiasi apabila bantuan-bantuan yang diberikan kepada kedua komunitas di secara adil dan berimbang. Hal ini sejalan dengan komitmen dari Aliansi Kemanusiaan untuk bekerja secara inklusif dengan membantu pada kedua komunitas yaitu Rohingya dan Rakhine.

Sumber :


Indonesia Minsitry of Foreign Affairs appreciate the effort and contribution of the Humanitarian NGO. The Minister, Retno LP Marsudi, appreciate their work, in particular the humanitarian aid in Myanmar There are nine institution that in forward cooperate with government, which are MDMC Muhammadiyah, PKPU, Dompet Dhuafa, Darut Tauhid, Rumah Zakat, Aksi Cepat Tanggap, Baznas, LPBI NU, Forum Zakat, KRC KAMMI and Sahabat Rohingnya.

Currently the government are on planning what kind of aid that can be implemented together between government and NGOs. “All in the same flag, Indonesia Aid” state Retno LP Marsudi. The aid are advanced to be more sustainable, such as building the education/health facility and peacebuilding efforts.

The partnership between government and NGO has been done before when build a hospital in Gaze. The humanitarian issues, always become public attention, and the NGO in particular the humanitarian one trying to facilitate for raise the public support. Not only for the delivery of humanitarian logistic, such as food, clothes, medicines and medical team. The members form Indonesia Humanity Alliance has committed that the fund ( 1 million dollar) is for the program in the field of health (clinic renovation), health service, education (training for teacher, increase the facility to sharing and learning), and for the livelihood, that will be launch the “peace market”

The building school program is one of the priority for Indonesia Aid, where Indonesia see that the development of community and nations start from a good education. Where the children in Rakhine State not only get the formal education, but also learning about diversity and tolerate to develop the plularism society for peace.

A good partnership between NGO and Government also pointed the constructive action for assist Myanmar. The Myanmar government as well appreciate the aid and appreciate for any foreign aid for both community in fair and balance manner. This is hand in hand with the commitment from the Indonesia Humanity Alliance to work in inclusive and assist the two communities, Rohingya and Rakhine.

Source:

Rakhine State

Indonesian Aid – Dompet Dhuafa

Indonesia AKI

Kemenlu Gandeng NGO

Budaya Damai dan Pluralisme

 

Baca Lainnya

Anggota Kami

Yayasan BITRA Indonesia (Bina Keterampilan Pedesaan)

Jl. Bahagia by Pass, No. 11/35, Medan, Sudirejo 1, 20218

Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES)

Jl. Pangkalan Jati No. 71 Cinere Depok

Artikel Terkait

Kelemahan Aparat Penegak Hukum dalam Implementasi UU PKDRT

Penulis: Nadia RosdiantiSelama kurang lebih 20 tahun, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 23 Tahun...

RUU Penyiaran dan Kebebasan Pers di Indonesia

Belakangan, Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Hal ini dipicu oleh...

Penting! Advokasi di Swakelola Tipe III

Jakarta (10/1/2024). Advokasi menjadi bagian yang sangat penting ketika para OMS sudah mengawal dari...

Ini Hasil Survey Organisasi Masyarakat Sipil di 35 Provinsi

(Eksistensi organisasi mengacu kepada prasyarat dasar organisasi seperti legalitas, struktur, laporan keuangan dan kegiatan)Liputan6.com,...