BerandaArtikelApakah perempuan harus benar-benar melindungi dirinya?

Apakah perempuan harus benar-benar melindungi dirinya?

Di Morokko, suatu acara reality show televisi, menampilkan bagaimana make-up yang dapat menutupi luka-luka yang disebabkan terjadinya kekerasan perempuan. Meski saat ini acara tersebut sudah ditarik kembali, tetapi perspektif munculnya acara tersebut menunjukan bahwa apa yang terjadi pada perempuan masih merupakan hal-hal domestik yang tidak pantas diperjuangkan. Apakah dengan menutupi luka-luka yang terjadi dapat menghentikan terjadinya kekerasan terhadap perempuan?

Amazon baru-baru ini juga menjual produk yang dipercaya dapat melindungi perempuan untuk bertahan apabila terjadi ancaman dalam dirinya, cincin berwana pink ini memiliki spesifikasi dengan benda tersembunyi yang tajam dan dapat menusuk, serta ada juga pakaian anti-pemerkosaan, dan hal-hal lainnya.

Apakah semua itu diperlukan, apakah perempuan harus membayar untuk melindungi dirinya sendiri?

Mungkin memang benar, bagi perempuan, ada perasaan takut dan tidak aman, ketika harus berjalan sendiri. Ada ancaman yang mereka fikir dapat menghantui mereka, sehingga perempuan berusaha melindungi dirinya sendiri. Dengan membawa barang-barang tertentu, sebagian berlatih bela diri, atau sebagian menghindari menggunakan pakaian tertentu yang dianggap sumber masalah atau keluar di waktu yang orang-orang bilang tidak sepantasnya.

Tetapi, apakah pendidikan juga dilakukan? Pendidikan kepada mereka yang melakukan kekerasan terhadap perempuan. Bisa saja laki-laki atau mungkin bisa saja perempuan lainnya yang memilki status lebih tinggi. Pendidikan sebagai cara terbaik untuk mengubah cara pandang manusia seringkali terlupakan, atau mungkin sengaja dilupakan.

Memang tidak ada yang salah jika perempuan berusaha melindungi dirinya dengan cara-cara tertentu, tetapi akan menjadi hal yang salah jika yang terjadi adalah ‘diam’. Diam karena merasa ini urusan domestik, diam karena merasa ini hal yang tabu, atau bahkan diam karena statusnya, dalam posisi yang lebih rendah.

Diamnya para korban kekerasan bukan tanpa alasan, pandangan dari masyarakat menjadi faktor penting. Bagaimana masyarakat melihat para korban ini, harus menjadi perhatian bagi kita semua untuk mendidik dan mengubah cara pandangnya. Karena perubahan tingkah laku tidak akan terjadi tanpa adanya perubahan cara pandang.

Jadi, apakah perempuan benar-benar harus melindungi dirinya?

Kesetaraan Gender dan Anti Kekerasan, merupakan kode etik Konsil LSM Indonesia

Lihat lebih lengkap di :

https://www.hrw.org/news/2016/11/28/telling-women-hide-domestic-violence-behind-make
https://www.theguardian.com/lifeandstyle/womens-blog/2016/nov/25/why-should-women-have-to-pay-the-price-for-safety-on-a-daily-basis
https://www.theguardian.com/lifeandstyle/womens-blog/2013/nov/11/problem-anti-rape-underwear-chastity-belt
https://www.theguardian.com/commentisfree/2014/aug/26/anti-rape-nail-polish-stop-rapists

 

Few weeks ago in Marocco’s on air television, show the make-up advice to cover up bruises from domestic violence against women. Even though the show has been setback, but when that kind of ‘show’ are on the television it was really pointed that what was happened to woman still something behind, doesn’t need to be fought.  Does covering a bruises can’t stop the violence against women? This is really a misguided attempt to commemorate International Day for the Elimination of Violence Against Women.

Recently, Amazon also selling the product bright-pink ring or called self-defense ring that have the knife inside to ‘protect’, there are also some product called anti-rape underwear, anti-rohypol nail polish, any stuff that make the women have to pay the price for “safety” as a woman in a man’s world.

Maybe, it is true that for woman that always the unsecure feeling when we have to walk alone, there are always the threat they have to face, from catcalling until the action that violance against woman. There are the threat, that is why woman thinking to always protect themselves. From bringing some useful stuff, or learning self-defense until prevent to walking alone or not using ‘certain clothes’ that could be a problem, or even didn’t have the courage if they have to go in the middle of night.

But then, it is just the woman that have to fight? Is all the people being educated that it is not humanity to treat women in that way. Education is the best way to change people’s mind is oftenly being forgotten or maybe being declined.

There are really isn’t a problem when woman protect themselves because of insecurity, but the problem is when the women is ‘being silent’ Well, it’s been always like that because of those stuffs exist and the culture in society. Women used to keep silent because thinking that it is taboo refers to this as a domestic affairs or because of their status that was thinking lower than others.

The women are being silent also without no reason, they are afrain of the culture in society. How the society response towards the issues of violence are really affected the women’s behavior, being silent or speak for their rights. The society response also will effect how the violence actor will behave, to be more respect each other. That all of this change of behavior only can happened if there are the change of mind, and as I stated the changes of mind is the fruit of education. So the education is really has to targeted all the people.

So, do you still thinking woman really need to pay the price? Or who should?

Gender Equality and Anti-Violence is two of 16 Konsil’s Code of Ethics.

See More Here:

https://www.hrw.org/news/2016/11/28/telling-women-hide-domestic-violence-behind-make
https://www.theguardian.com/lifeandstyle/womens-blog/2016/nov/25/why-should-women-have-to-pay-the-price-for-safety-on-a-daily-basis
https://www.theguardian.com/lifeandstyle/womens-blog/2013/nov/11/problem-anti-rape-underwear-chastity-belt
https://www.theguardian.com/commentisfree/2014/aug/26/anti-rape-nail-polish-stop-rapists

Baca Lainnya

Anggota Kami

Yayasan BITRA Indonesia (Bina Keterampilan Pedesaan)

Jl. Bahagia by Pass, No. 11/35, Medan, Sudirejo 1, 20218

Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES)

Jl. Pangkalan Jati No. 71 Cinere Depok

Artikel Terkait

Selesaikan Sengketa secara Bijak dan Adil

Pernyataan Sikap Konsil LSM IndonesiaPerkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) adalah salah satu lembaga swadaya...

Dana Abadi OMS dan Krisis Pendanaan

Organisasi Masyarakat Sipil-OMS atau Lembaga Swadaya Masyarakat-LSM memiliki sejarah panjang dan menjadi salah satu...

Peran LSM dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak

Kabupaten/kota Layak Anak adalah Kabupaten/Kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian...

Akuntabilitas adalah Bentuk Pertanggungjawaban

Ketika LSM memiliki manajemen staf yang profesional, dimana staf direkrut dengan kualifikasi tertentu, ada...