Pada 8 Maret 2017, Konsil LSM Indonesia sebagai organisasi pelaksana indeks keberlanjutan organisasi masyarakat sipil di Indonesia melakukan diskusi panel untuk mengukur indeks tersebut.
Indeks ini dibangun oleh MSI – USAID dan telah dilaksanakan dalam 3 tahun terakhir sejak tahun 2014. Untuk melihat laporan sebelumnya klik disini.
Laporan Indeks Keberlanjutan Organisasi Masyarakat Sipil melihat 7 dimensi penting yaitu; lingkungan hukum, kapasitas organisasi, keberlanjutan finansial, advokasi, penyedia layanan, infrastruktur, citra publik. Dalam setiap dimensi tersebut ada beberapa indikator tertentu untuk melihat bagaimana posisi dan peran organisasi masyarakat sipil. Nilai yang diberikan dari angka 1 – 7, dimana 1 memiliki keberlanjutan paling baik sementara 7 memiliki keberlanjutan paling buruk.
Para Experts yang hadir juga tidak berubah sejak tahun 2014, namun adanya beberapa tambahan untuk memperkaya isu sehingga laporan dapat dituliskan secara mendalam dan komprehensif. Beberapa hal baru terkait organisasi masyarakat sipil muncul di tahun 2016, dari adanya peraturan pemerintah yang terbaru, trend donor, posisi organisasi masyarakat sipil terhadap stakeholder lainnya, kemampuan pengelolaan organisasi masyarakat sipil, dan berbagai hal lainnya.
Berikut adalah nama-nama para panel ahli :
1. Serlyeti Pulu – Konsil LSM
2. Frans Tugimin – Konsil LSM (Based Jogja)
3. Hipolitus Mawar – Lap Timoris (Based Kupang)
4. Frank – USAID
5. Rustam Ibrahim – Penulis CSOSI
6. Meutia Ganie Rochman – Akademisi / Ketua Yappika – Action Aid
7. La Ode Ahmad – Direktur Ormas Kemendagri
8. Eryanto Nugraho – PSHK
9. Dina Lumban Tobing – Aktivis Perempuan (Based Medan)
10. Rumadi – Lakpesdam PBNU
11. Khamid – Organisasi Buruh
12. Lusi Herlina (Fasilitator)
13. Sugiato AS (Fasilitator)