Akhir 2016 ini, Ban Ki-moon akan mengakhiri dua periode jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal PBB. Dan selama 70 tahun keberadaan lembaga tersebut, PBB belum pernah dipimpin oleh seorang perempuan. Namun, kini mulai muncul suara-suara yang mendesakkan perubahan.
Pada pertengahan Desember lalu, presiden Majelis Umum dan Dewan Keamanan bersama-sama merilis surat yang mengundang negara anggota untuk mengajukan calonnya. Beberapa kampanye untuk mendorong munculnya calon perempuan telah berjalan dengan baik, diantaranya upaya dari The Elders –kelompok negarawan terkemuka yang diketuai oleh mantan Sekjen PBB Kofi Annan dan Woman SG –kelompok pemimpin perempuan global. Namun, nantinya lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB – yakni Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan Amerika Serikat- harus setuju terhadap calon yang dipilih oleh 193 negara anggota pada akhir tahun ini.
Setidaknya ada tujuh nama perempuan kandidat yang beredar dalam bursa calon Sekjen PBB tersebut. Mereka antara lain Presiden Chile Michelle Bachelet, Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova dari Bulgaria, Komisioner Eropa untuk Anggaran dan Sumberdaya Manusia Kristalina Georgieva, Kanselir Jerman Angela Merkel, Administrator UNDP Helen Clark, Menteri Luar Negeri Kroasia Vesna Pusic, dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf. Ada kandidat lain?