BerandaBerita UmumLSM Dituntut Bekontribusi untuk Pembangunan Bangsa

LSM Dituntut Bekontribusi untuk Pembangunan Bangsa

1 Mei 2014

Metrotvnews.com, Jakarta : Lembaga swadaya masyarakat (LSM) diimbau jangan sekadar penjadi pengritik namun dapat ikut serta memberi solusi dan berkontribusi untuk pembangunan bangsa.
Hal tersebud dikemukakan  pakar pemberdayaan publik Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) Yogyakarta Fence Ohoilulin, dan Kepala Pengembangan Sumber Daya Manusia Korindo Group J Andre Roberto, belum lama ini.

“Menyejahterakan rakyat bukan hanya tugas pemerintah juga  para pemangku kepentingan (stake holder) terkait, seperti pihak swasta melalui tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR,” kata Fence .

Fence dikenal sebagai pendiri LPSM Bina Daya Kasih yang memiliki kantor pusat di Magelang, Jawa Tengah. Mantan pegawai negeri sipil (PNS) iitu  `banting setir` ke dunia LSM dan berjuang selama 18 tahun mendampingi petani dan peternak di sekitar Jateng dan Yogyakarta.

“Saya tergerak untuk hijrah setelah melihat kemiskinan yang luar biasa di masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) saat masih menjadi PNS,” cetusnya..

Fence pun mendapatkan solusi berupa manajemen  pengelolaan lingkungan dengan  menyulap sampah menjadi uang.

Andre Roberto, mengatakan pemberdayaan masyarakat tidak boleh berhenti sebatas gagasan dan  harus diimplementasikan menjadi kenyataan yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena itu, tahun ini, ia memberikan contoh konkretnya  dengan menggulirkan pembangunan `kampung organik` di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

“Program ini menjadi komprehensif karena menyangkut semua pilar yang kami siapkan,” ujarnya di sela-sela kegiatan penyuluhan.

Menurut dia, hal tersebut  yang mendorongnya menjalin kerja sama dengan pakar pemberdayaan masyarakat Fence Ohoilulin. “Pak Fence adalah penemu mikroba prebiotik yang bisa dijadikan bioaktivator untuk pengolahan sampah,” katanya.

Hasilnya, lanjutnya, berupa pupuk cair dan pupuk padat yang dapat dimanfaatkan bukan hanya pada tanaman namun juga ternak seperti sapi, ayam, ikan, dan lain-lain). “Sehingga tanaman atau ternak organik menjadi lebih sehat dan aman dikonsumsi karena bebas atau minim kandungan bahan kimia sintetik,” pungkasnya. (*)

(Agt)

Link Metrotvnews.com

Baca Lainnya

Anggota Kami

Yayasan BITRA Indonesia (Bina Keterampilan Pedesaan)

Jl. Bahagia by Pass, No. 11/35, Medan, Sudirejo 1, 20218

Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES)

Jl. Pangkalan Jati No. 71 Cinere Depok

Artikel Terkait

Kelemahan Aparat Penegak Hukum dalam Implementasi UU PKDRT

Penulis: Nadia RosdiantiSelama kurang lebih 20 tahun, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 23 Tahun...

RUU Penyiaran dan Kebebasan Pers di Indonesia

Belakangan, Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Hal ini dipicu oleh...

Penting! Advokasi di Swakelola Tipe III

Jakarta (10/1/2024). Advokasi menjadi bagian yang sangat penting ketika para OMS sudah mengawal dari...

Ini Hasil Survey Organisasi Masyarakat Sipil di 35 Provinsi

(Eksistensi organisasi mengacu kepada prasyarat dasar organisasi seperti legalitas, struktur, laporan keuangan dan kegiatan)Liputan6.com,...