BerandaBerita UmumWomen’s March untuk Gerakan yang Nyata

Women’s March untuk Gerakan yang Nyata

Womens March

When Donald Trump was inaugurated as the 45th President of the United States of America (USA), on the January 2017, news related to the Women’s March in America and other cities in the world dominated the mass media. Women’s March centered in the Washington was the biggest protest in America History. This movement attracted world attention, when Women’s March Global was launched, not only in response to President Trump’s actions towards women, but also in response various issues towards women around the world.

The Women’s March website, states that Women’s March Global is inviting individuals and organizations committed to equality, diversity, and inclusion and those who understand women’s rights as human rights; to join local coalitions of marchers in representing the rights and voices of progressive people around the world. The aim is to strengthen a coalitions as part of a  global network to defend human rights.

On the March 4th, 2017, in advance of  the International Women Day (8 March) some NGOs will hold the Women’s March in Jakarta. There will be 8 demands for 8 March that will be deliver on the march:;

  1. Demand to back tolerance and diversity in Indonesia
  2. Demand to the government that its legal infrastructure incorporates a gender perspective
  3. Demand to the government and society to fulfill the rights of women’s health and protection from violence towards women.
  4. Demand to the government and society to protect the livelihood of women workers.
  5. Demand to the government to have the public policy that are pro-women and pro to other marginalized community, including difable women.
  6. Demand to the government and political parties to increase the representative and participation of women in politic
  7. Demand to the government and society to respect and erase the discriminative action towards the LGBT Community
  8. Demand to the government and society to be more concerned on the global issues that have impact on women, also to build solidarity with the women around the world.

Hashtag of #perempuanbersatu (unity of women) has been discussed in the social media. In Women’s March not only Women, but everyone is invited. The role of men in participating in this Women’s March is very important, to highlight that women’s right is part of the human rights.

It is also important  to  consider, this Women’s March is the first initiative for change. The change isn’t finished after the Women’s March ends, but how will be measured by how everyone continues to  participate in this movement. Internalization the gender-lens perspective to their own organisations managements is the smallest action we can do. Ensuring that the organisations has perspective for justice and gender equality.

The Gender Equality and Justice is one of the 16 Code of Ethics of Konsil LSM Indonesia. The values of Code of Ethics implemented in practice towards the Minimum Standard Accountability. For this value organisations must ensure the gender-lens perspective for all their activities.

References:

Womens March Washington

Womens March Jakarta

Womens March Global


Ketika Donald Trump dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, pada Januari 2017, pemberitaan mengenai Women’s March yang terjadi di Amerika dan bahkan kota-kota besar di negara lain lebih mendominasi pemberitaan media. Women’s March yang berpusat di Washington DC tersebut adalah protest terbesar dalam sejarah Amerika. Gerakan ini menarik perhatian dunia, Women’s March Global diluncurkan, tidak hanya dalam merespon terpilihnya Trump yang merendahkan perempuan, tetapi dalam merespon berbagai isu yang terjadi terhadap perempuan di negara-negara lainnya.

Dalam situs Women’s March, disebutkan bahwa Women’s March Global mengundang baik individu maupun organisasi yang berkomitmen pada keadilan, keberagaman, dan inklusi serta mereka yang memahami bahwa hak-hak perempuan adalah hak asasi manusia.Tujuannya adalah bagaimana adanya koalisi bersama dengan jaringan global dalam memperjuangkan hak asasi manusia.

Pada 4 maret 2017 ini, dalam menyambut hari perempuan internasional (8 maret) beberapa jaringan dan organisasi mengadakan Women’s March di Jakarta. Ada 8 tuntutan untuk 8 maret yang akan disampaikan yaitu;

  1. Menuntut Indonesia kembali ke toleransi dan keberagaman.
  2. Menuntut pemerintah mengadakan infrastruktur hukum yang berkeadilan gender.
  3. Menuntut pemerintah dan masyarakat memenuhi hak kesehatan perempuan dan menghapus kekerasan terhadap perempuan.
  4. Menuntut pemerintah dan masyarakat melindungi lingkungan hidup dan pekerja perempuan.
  5. Menuntut pemerintah membangun kebijakan publik yang pro-perempuan dan pro-kelompok marjinal lain, termasuk perempuan difabel.
  6. Menuntut pemerintah dan partai politik meningkatkan keterwakilan dan keterlibatan perempuan di bidang politik.
  7. Menuntut pemerintah dan masyarakat menghormati dan menghapus diskriminasi terhadap kelompok LGBT.
  8. Menuntut pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan isu global yang berdampak pada perempuan, serta membangun solidaritas dengan perempuan di seluruh dunia.

Tagar #perempuanbersatu juga meramaikan sosial media. Dalam aksi Women’s March ini, tidak hanya bagi perempuan tetapi mengundang semua orang. Peran Pria dalam mengikuti Women’s March ini juga sangat penting yang menunjukan bahwa hak perempuan adalah bagian dari Hak Asasi Manusia.

Tentu dalam melakukan perubahan tidak hanya selesai dengan melakukan Women’s March ini, tetapi bagaimana semua orang yang terlibat terus menerus secara aktif mengawal gerakan ini, menginternalisasikan gerakan ini menjadi sebuah kebijakan yang mendukung. Dari level yang paling kecil yaitu manajemen organisasi sendiri bagaimana memastikan aturan organisasi berperspektif adil dan setara gender.

Keadilan dan Kesetaraan Gender merupakan satu dari 16 Kode Etik Konsil LSM Indonesia. Nilai-nilai Kode Etik ini diimplementasikan secara praktis melalui Standar Minimal Akuntabilitas, dalam nilai ini organisasi diharpkan selalu berprespektif gender dalam melakukan berbagai kegiatannya.

Referensi:

Womens March Washington

Womens March Jakarta

Womens March Global

Baca Lainnya

Anggota Kami

Yayasan BITRA Indonesia (Bina Keterampilan Pedesaan)

Jl. Bahagia by Pass, No. 11/35, Medan, Sudirejo 1, 20218

Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES)

Jl. Pangkalan Jati No. 71 Cinere Depok

Artikel Terkait

Kelemahan Aparat Penegak Hukum dalam Implementasi UU PKDRT

Penulis: Nadia RosdiantiSelama kurang lebih 20 tahun, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 23 Tahun...

RUU Penyiaran dan Kebebasan Pers di Indonesia

Belakangan, Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Hal ini dipicu oleh...

Penting! Advokasi di Swakelola Tipe III

Jakarta (10/1/2024). Advokasi menjadi bagian yang sangat penting ketika para OMS sudah mengawal dari...

Ini Hasil Survey Organisasi Masyarakat Sipil di 35 Provinsi

(Eksistensi organisasi mengacu kepada prasyarat dasar organisasi seperti legalitas, struktur, laporan keuangan dan kegiatan)Liputan6.com,...